Sabtu, 27 Oktober 2012

tentang kamu.


Kamu adalah laki-laki paling tampan yang pernah kukagumi. 


Bermandikan peluh kau terlusuri jalan berliku dan jauh, kau berpindah dari satu tempat ketempat lainnya untuk mengajarkan anak bangsa tentang apa yang kau pahami. Separuh hidupmu kau habiskan dengan mengerahkan isi kepala dan menggunakannya dengan sangat baik dan bijaksana, kamu mampu mengendalikan dan meredam amarahmu, kamu juga mengajari banyak keluarga dan teman-temanmu soal kerja keras juga kesabaran. Apa yang harus orang ragukan tentang semua sifat baikmu? Tak pernah ada yang menyangkalnya.

Dari setiap potret yang memperlihatkan sosokmu, tidak pernah kulihat senyuman absen dari wajahmu. Kau begitu ramah pada setiap orang, salah satu hal yang membuatku semakin mengagumi sosokmu. Terkadang begitu takut bagiku untuk menebak apa yang sedang kamu pikirkan saat ini. Terlalu takut bagiku untuk hanya bertanya “Apa kabarmu hari ini?” atau begitu takut bagiku saat ini untuk berkata “Aku sedang tidak baik-baik saja... apakah kamu tau itu?” kita sama sama diam menyiman beribu pertanyaan dalam benak dan entah kapan akan kita keluarkan. Atau mungkin hanya aku yang memendam begitu banyak pertanyaan yang takut untuk kutanyakan padamu?

Begitu banyak masa-masa indah yang pernah kita lalui bersama. Apakah kamu ingat itu? Kita makan bersama, tertawa bersama, berkebun bersama, tapi itu dulu.. dulu sekali. Kamu mengajariku begitu banyak hal penting tentang arti menghargai. Begitu baiknya kamu memperlakukan orang-orang yang ada disekitarmu hingga kadang kamu tak pernah memikirkan keinginanmu juga kepentinganmu. Aku suka itu, tapi kamu lupa mengajariku sampai batas mana aku harus berbuat baik tanpa memikirkan keinginanku, hingga seringkali akhirnya aku menderita karena itu.

kamu lupa mengajariku cara berbicara hati ke hati denganmu...

Begitu banyak ungkapan hati yang ingin kusampaikan padamu, atau sekedar pendapatku tentang jalan atau tindakan yang kamu pilih. Tapi aku tahu, kamu melakukan semuanya dengan benar dan sesuai dengan kata hatimu. Kamu sangat mempercayai intuisi dan pendapatmu. Mungkin juga kamu sangat mempercayaiku, hingga semua pilihanku selalu kuputuskan sendiri saja... akupun percaya, aku bisa menentukan semuanya berdasarkan intuisi dan keinginanku. Tapi kita tak sama, intuisiku tak sebagus punyamu, seringkali aku terjatuh. Saat jatuh, aku tidak takut dengan sesuatu yang disebut "Hancur". Satu-satunya yang kutakutkan adalah dirimu, dirimu yang ikut hancur atas pilihan-pilihan hidupku yang salah..

Kamu tetap seperti itu...aku tetap seperti ini, entah sampai kapan...

Walau tak banyak saling bicara, aku tahu kita saling menyayangi...
Walau tak banyak waktu bersama, aku tahu kita saling peduli....

Walau tak saling tahu, aku tahu alam adalah perantara kita untuk saling bertaut...


Kamu adalah laki-laki yang kusebut Ayah selama 21 tahun aku bernafas di dunia ini. Tidak pernah ada kata menyesal dalam hidupku telah dilahirkan menjadi anak perempuanmu. Begitu banyak hal ingin kutiru darimu... semuanya membutuhkan proses yang panjang bagiku untuk bisa menjadi sepertimu. Suatu saat, aku akan mengikuti jejakmu... bercerita kepada alam tentang semuanya tentang hidupku tentang kekagumanku padamu tentang begitu aku sangat mencintai hidup ini... tentang rasa sakitku dan tentang bagaimana caraku untuk menghadapinya. Mungkin dengan cara itu kita bisa saling bercerita, mungkin dengan cara itu alam akan berbicara menjadi perantara aku dan ayah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar