Sabtu, 24 Agustus 2013

Ketergantungan kok sama pacar?

Pacar itu bisa diibaratkan pasangan kita. Kadang suka dianalogikan seperti, jika kita gembok maka pasangannya adalah kunci, jika kita T-shirt maka pasangannya adalah celana jeans, jika kita softlense maka pasangannya adalah cairan cleaner-nya. kesemuanya berpasangan dan saling melengkapi. Untuk kasus pacaran, kita sering kali terjebak dalam paradigma "saling melengkapi". Apa-apa sama pacar, kekosan bareng pacar, nonton berdua pacar, makan juga sama pacar, segala hal sama pacar, cuma pas lagi pup doang yang masing-masing. Pada akhirnya timbul keadaan yang dinamakan "ketergantungan". Babibu ngadu ke pacar, nanana minta tolong pacar, segala macam intinya pacar, tanpa pacar kita ga bisa apa-apa ga bisa ngapa-ngapain. Bahasa melankolisnya sih "tanpa pasangan kita tidak sempurna". Yakin? Bukannya manusia itu ga ada yang sempurna ya?.

Menurut gue yang super sok tau, pasangan itu bukan pelengkap, melainkan solusi. Jika kita gembok, solusi pembuka gemboknya ya kunci toh? Tapi kuncinya bukan cuma satu, bisa bikin kunci cadangan. Jika kita T-shirt solusi biar matching celana jeans toh? Tapi ga harus celana jeans, pake hot pants, rok mini, atau celana chino juga bagus. Jika kita softlense, maka merek cairan cleaner-nya juga banyak banget toh?. Solusi itu banyak, ga cuma satu. kita boleh mengandalkan pacar, tapi bukan berarti bergantung dengan satu solusi. kayaknya pepatah juga berpikir soal ini ketika bikin kalimat "banyak jalan menuju Roma".

Menurut gue yang masih sok tau, bergantung sama pacar itu bukan strategi hidup yang baik. Ga selamanya pacar lo bisa diandalkan. Manusia itu ga ada yang sempurna, kecuali pacar lo Tuhan. Buat antisipasi perlu yang namanya kemandirian dan relasi. Disaat pacar lo ga bisa diandalkan, lo punya banyak orang lain yang peduli dan bisa bantu lo. minimal lo bisa menyelesaikan masalah lo sendiri.
Goodluck! :)