Selasa, 07 Januari 2014

Keras Kepala


Orang yang suka mendengarkan diberi nama penurut, sedangkan yang lebih suka didengar diberi nama keras kepala. Ada awalan me- dan di- dalam kata dengar, dimana awalan di- bersifat pasif dan awalan me- bersifat aktif. Pada tingkat sok tau yang maksimal, gue berpendapat bahwa si penurut bersifat aktif  mendengar, sedangkan si keras kepala bersifat pasif dan tidak gencar memperhatikan perkataan orang lain, cenderung cuek dan hanya percaya dengan pendapatnya sendiri. Penghargaan diri si keras kepala terlalu tinggi sehingga sulit menghargai orang lain. Si keras kepala maunya di dengar tanpa mendengarkan, yang paling bener ya Cuma perkataannya aja. LUAR BIASA. Hahahaha. Kalau gue liat di Kamus Besar Bahasa Indonesia arti keras kepala adalah tidak mau menurut nasihat orang; tegar tengkuk; kepala batu. Sementara menurut wikipedia, keras kepala artinya tidak mau nasihat dari orang lain. See? serupalah maksudnya itu. Hahaha.

Pdt. Dr. Paul Gunadi menyatakan bahwa si penurut mempunyai perasaan yang peka sehingga sedikit ketegangan sudah membuatnya tidak nyaman. Untuk meredakan ketidaknyamanan itu, ia memberi respons menurut. Sebaliknya, si keras kepala tidak memiliki kepekaan seperti itu. Ketegangan yang besar sekalipun tidak terlalu mengganggunya, itu sebabnya ia tidak terlalu terdorong untuk meredakan ketidaknyamanannya. Gue tarik kesimpulan kata kunci si keras kepala itu adalah ketidakpekaan. Sialannya itu benar, jauh di lubuk hati gue paling dalam mengiyakan pernyataan si bapak doktor. Jika di sederhanakan kehidupan si keras kepala itu dapat digambarkan seperti ini;

Ani    : aku mau kita putus!

Budi  : aku gamau kita putus disaat seperti ini, pikiran kita sama-sama ga jernih karena sama-sama emosi. Aku takut keputusan yang kita ambil bukan keputusan yang tepat.

Ani   : pokoknya aku mau kita putus!

See?, padahal si Budi bener, tapi si Ani tetep keras kepala minta putus. Menurut dia putus keputusan yang tepat, karena dia ga peka melihat situasi, dia gatau kalo situasinya lagi kacau dan bisa berdampak buruk jika mengambil keputusan kilat. Si Ani bertindak gegabah mengambil keputusan yang dapat membahayakan dirinya sendiri tanpa mendengarkan kata orang lain.

Ani   : aku sakit hati karena kamu mencampakan aku! aku benci kamu!

Budi : loh? Kan kamu yang minta putus.

Ani   : .............

HAHAHAHAA. Yayayaya gue tau lo mau bilang kalo keras kepala sama bodoh itu mirip. Gue setuju. Orang keras kepala itu memang bodoh. Ani hanya memikirkan perasaannya sehingga penghargaannya terhadap perasaan si Budi kurang nyaris ga ada. kalau udah putus gini, masih mau keras kepala? Kalau jawabannya iya berarti lo LUAR BIASA KERAS KEPALA. Gue kasih contoh kasus yang lebih ekstrim misalnya Santi yang berkali-kali dinasehati orang tuanya agar berpacaran yang wajar tapi merasa sudah dewasa sehingga tau mana yang baik dan mana yang buruk. Merasa sok tau kalau setiap situasi itu selalu sama, selalu bisa dikontrol. Alhasil bisa jadi hamil. Nah lo, kalo udah hamil masih mau keras kepala?. Lo yang awalnya Cuma mikirin diri sendiri mau gamau harus libatin orang tua lo, mau ga mau lo harus mikirin perasaan mereka. Belum lagi sekarang lo harus mikirin anak dalam perut lo. Gue jamin pasti terlintas diotak lo kenapa dulu lo ga dengerin kata mereka yang peduli sama lo, terbesit keinginan untuk menggal kepala lo yang luar biasa keras itu.

Hebs, ga selamanya kita bisa keras kepala. Mungkin waktu kecil lo terbiasa didengar, mungkin waktu kecil setiap keinginan lo dituruti, lo terbiasa manja sehingga lama-lama lo tumbuh jadi manusia yang keras kepala.  Tapi setelah dewasa, tanggung jawab lo makin gede. Orang tua lo gamungkin lagi manjain lo, mereka gamungkin lagi nanggung akibat keras kepala lo. Lo udah punya lingkungan sendiri. Lo ga mungkin bisa hidup sendirian. Saran gue, selaraskan kehidupan lo dengan orang lain. Lunakan kepala lo, belajar peka dan belajar menghargai orang lain. Dengarkan nasehat orang lain, pikirkan dua kali untuk itu. Jika memang baik, kenapa lo gamau berkorban demi orang-orang yang lo sayang, demi orang-orang yang peduli sama lo. Pikirkan dua kali. Untuk segala yang hilang akibat keras kepala lo, terlanjur hamil atau terlanjur putus, ga ada gunanya lo ratapi. Jadiin bahan belajar. Lo harus melanjutkan hidup lo, tukar hidup lo dengan sesuatu yang baru, berpegangan dengan sesuatu yang ga pernah lo punya, walaupun linking park bilang the hardest part of ending is starting again.
Goodluck :)