Senin, 02 November 2015

mengejar karir vs menikah

jenuh dengan deadline tugas bulanan, gue ambil headset, bersandar, kemudian mendengarkan suara mbak Adele "Hello, how are you? it's so typical of me to talk about myself". tersentak membuka kelopak mata kemudian teringat akan chatingan dengan seorang teman minggu sore kemarin.

A: gue belum siap nikah, mau mengejar karir dulu.
D: apa yang terjadi sama karir lo setelah menikah? apa setelah menikah ga bisa berkarir?
A: gue gamau egois, gue harus sukses dulu, ngebahagiain ortu gue dulu sebelum ngebahagian diri gue sendiri. minimal beliin ortu gue perhiasan, investasi, modal, dan sebagainya.
D: emangnya setelah menikah ga boleh ngasih invest, modal, perhiasan dan sebagainya tadi ke orang tua?
A: Dil, lo harus menghargai pendapat orang lain..

hahahahaaa.. itulah gue, terlalu keras kepala buat ngedengerin pendapat orang lain yang menurut gue ga masuk akal. menurut gue alasan "sukses dulu baru menikah" atau "berkarir dulu baru menikah" bahkan "ngebahagiain orang tua dulu baru menikah" sama sekali ga masuk akal. Bukan berarti gue ga mikirin kondisi orang tua gue, bukan berarti gue egois gamau bantu mereka. masalah orang tua jangan bandingin gue yang nasibnya ga seberuntung orang lain. bokap gue udah meninggal dan nyokap sakit keras dengan biaya lumaya gede, bukan berarti gue gamau tau perkara itu.gue juga sempat kepikiran buat bahagiain nyokap gue dulu baru nikah, gue mati-matian nyari kerja sana sini, gue ikut arisan, nabung emas, kredit segala sesuatu yang dibutuhkan nyokap gue. gue lakuin itu semua dengan tujuan ngebahagiain beliau. tapi ternyata ketika gue tanya hal apa yang bisa bikin nyokap bahagia, ternyata nyokap bahagia kalau gue nikah. ternyata kebahagian sejati orang tua itu adalah ketika anaknya wisuda, ketika anak memperoleh pekerjaan tetap dan ketika anaknya menikah.

Kenapa? lu mau bilang kalau orang tua pasti ga akan mengutarakan keinginan mereka demi kebahagiaan anaknya?. Salah besar. karena tanpa materi pemberian dari lo pun mereka mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. bahkan kebahagian sejati mereka adalah ketika mereka berhasil mengantarkan anaknya ke pintu kehidupan sesungguhnya, yaitu menikah. karena itulah banyak orang tua jaman sekarang hanya mensyaratkan satu hal pada anaknya sebelum menikah, yaitu memiliki pekerjaan tetap agar anaknya mampu bertanggung jawab atas anak istrinya. 

Kenapa? lu mau bilang gamau memberatkan orang tua lu dengan biaya ini-itu?, lu mau mencari rezeki dulu? mau sukses dulu?. siapa yang menjamin semakin bertambahnya umur semakin sukses seseorang? tidak ada. kalau jaminan kepada orang-orang yang mau menikah dilancarkan rezekinya malah ada, Allah SWT yang menjamin. "bagi kalian Allah menciptakan pasang-pasangan (istri-istri) dari sejenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik" (QS. An Nahl [16]:72). "dan nikahlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka mmiskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui" (QS. An Nuur [24]:32). Nabi Muhammad Saw juga mnguatkan ayat-ayat tersebut "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu". (HR. Ad-Dailami).

sebenernya gue ga alim-alim banget, tapi gue yakin bahwa Allah gamungkin ingkari janjinya. Manusia bisa ingkari janjinya, tapi jaminan Allah selalu pasti. gue nulis kayak gini bukan cuma berdasarkan kesotoyan gue. percayalah. gue udah merasakannya. gue udah menyaksikan sendiri kebahagian nyokap ketika gue lulus kuliah, memperoleh pekerjaan dan akan menikah.

good luck :)