Jangan lagi kau sesali keputusanku
Ku tak ingin kau semakin kan terluka
Tak ingin ku paksakan cinta ini
Meski tiada sanggup untuk kau terima
Aku memang manusia paling berdosa
Khianati rasa demi keinginan semu
Lebih baik jangan mencintai aku dan semua
hatiku
Karena tak kan pernah kan kau temui
Cinta sejati...
Ku putar lagu kerispatih ini berulang kali,
lyricnya yang begitu ringkih mampu menghancurkan hatiku. Seseorang pernah
menyanyikannya untukku. Aku terlalu berharap banyak akan cintanya, ia yang
mengenalkan aku akan cinta yang tulus tanpa alasan. Aku terlalu dimabukan akan
cinta baru hingga aku tak perduli apakah dia juga mencintaiku atau tidak. Namaku
Mawar mahasiswi semester 1 di salah satu perguruan tinggi ternama di Pulau
Jawa. Ini pertama kalinya aku pisah dengan orangtua dan saudaraku. Rasanya
begitu sepi hari-hari yang kujalani sendiri, hingga akhirnya ia datang dalam
kehidupanku. Aku terkesima dan mendadak langsung merasa nyaman bersamanya
ketika pertama kali ia mengantarku ke terminal bis saat aku akan berangkat ke
rumah tanteku di Bandung . aku ingat waktu itu ia berdiri di halte menungguku
tak perduli hujan hingga bis yang aku tumpangi meninggalkan terminal. Sikapnya
itu mengingatkanku pada sikap ayah di bandara saat melepasku pergi merantau.
Aku suka dia ya Allah, aku nyaman bersamanya tapi apakah dia juga merasakan apa
yang aku rasakan?.
Namanya juga kasmaran pasti muncul rasa
penasaran yang kuat untuk mengetahui lebih dalam tentang orang yang kita sukai,
begitu pula aku. Jaman sekarang yang namanya facebook menyimpan banyak
informasi pribadi seseorang yang bisa dilacak semua orang, bahasa kecilnya “ga
ada privacy di facebook”. Oh ya Tuhan, ternyata ia punya pacar dikampung
halamannya. Patah hati. Aku menceritakan penemuanku pada teman dekatku yang
juga teman lelaki itu. temanku bertanya padanya tentang status hubungannya
dengan pacar dikampung halamannya. Lelaki itu menjawab bahwa mereka telah
putus, status di facebook hanya belum di update saja. Sedikit keraguan tapi
yasudahlah yang penting aku mencintainya kini dan aku berharap menjadi
kekasihnya.
Terimakasih Tuhan, Kau menjawab doaku. Aku dan
dia jadian!. Senang sekali rasanya. Kalian tau tipsy?, ya aku merasa tipsy!
Bahkan lebih. Aku terlalu dibutakan oleh cinta hingga Tuhan kembali mengambil
alih untuk membukakan mataku lagi. Entah kenapa setelah sebulan kita pacaran
tiba-tiba ia menanyakan keseriusanku terhadap hubungan kami. Oh Tuhan kenapa ia
ragu?, mungkin karena belakangan ada seorang gadis centil yang suka merayunya.
Ia terbuai. Karena keraguaannya pula keraguaanku terpancing. Kembali ku fuduli
facebooknya, kenyataan pahit kutemui. 2 hari sebelum kami berpacaran, ia masih
bermesraan dengan pacarnya dikampung. Mereka belum putus. Cetar! Hatiku seperti
tersengat petir.
Iseng, aku kirim message ke profile pacarnya.
Kutanyakan tentang status mereka dan kuungkapkan siapa aku sebenarnya. Dengan
sangat sadar aku melakukan hal ini walau aku tau konsekuensinya adalah aku
harus kehilangan pacar yang aku sayangi. Lebih baik aku kehilangan dia dari
pada terus dipermainkan. Ia menjauhiku, bahkan tidak memberiku waktu untuk
hanya sekedar mengatakan bahwa aku sangat menyayanginya tanpa syarat. Keputusan
sulit kuambil, kuakhiri hubunganku dengan dia. Mungkin aku tak kan pernah
melupakannya. Mungkin nanti dia akan bahagia bersama orang lain, dan aku akan
menemukan bahagiaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar